Rabu, 21 Mei 2014

Sajak Cinta Seorang Anak

Sempurna, sempurna dan sempurna..
Yaa itulah tiga kata yang mampu mewakili sosok kalian berdua, orangtuaku.

Bercerita tentang Ibu, layaknya menceritakan seorang figur wanita idola yang sangat sempurna fisik dan hatinya
Keindahannya tak cukup terbayangkan dengan kata
Tak cukup terbayangkan pula dengan nada
Sosok yang selalu aktif dalam berbagai kegiatan dirumah
Sosok yang tak pernah lelah mengurusi segala keperluan suami dan putra putrinya
Sosok yang selalu mengesampingkan egonya demi hal-hal yang lebih penting daripada keinginannya
Sungguh, kemuliaan-kemuliaan yang ada pada dirimu adalah gambaran indahnya citra yang ada padamu.

Sedangkan bila bercerita tentang Ayah, layaknya menceritakan tentang superhero yang kegagahan dari kepahlawannya selalu terukir sepanjang masa
Sosok yang selalu berjuang demi hidupnya sebuah kehidupan
Sosok yang tak pernah lelah mencari nafkah demi lahirnya masa depan yang indah untuk putra putrinya
Sosok yang adil, tegas dan bijaksana dalam perannya sebagai kepala rumah tangga
Sungguh, kemuliaan-kemuliaan yang ada pada dirimu pun tak terelakkan untuk menjadikanmu figur yang sempurna.

Perjuangan kalian demi masa depanku sungguh luar biasa
Ibu mengajariku tentang kelembutan
Ayah mengajariku tentang ketegasan
Kalian mengajariku tentang kesabaran & keikhlasan dalam menjalani hidup.

Teringat saat-saat kecil dahulu
Aku hanyalah seorang anak yang masih bodoh dan polos yang belum tahu apa-apa
Kalian berdua berkolaborasi untuk mengajari dan memberitahu banyak hal yang belum aku ketahui
Dari merangkak, langkah kecil hingga aku dapat berlari
Dari nada-nada yang belum jelas, terbata-bata hingga aku dapat berkata-kata dengan lafal sempurna
Banyak hal yang kalian ajarkan
Sungguh begitu banyak
Kalian merupakan figur guru yang sebenarnya untukku
Yaa, guru besar dalam kehidupanku.

Entah ada berapa banyak senyum yang telah aku ukir diwajah kalian
Entah ada berapa banyak pula tangis yang tak sengaja aku ukir dihati kalian
Terkadang khilaf ini banyak berserak
Terkadang ego ini terlalu dikedepankan
Ku hanya mampu haturkan maaf yang sebesar-besarnya
Karena terkadang logika terlalu menguasai hati nurani.

Untuk Ibu..
Terima kasih atas cinta, kasih dan sayang yang engkau berikan sepanjang hidupku
Maafkan atas segala khilaf yang telah melukai hatimu
Harapanku, semoga Allah selalu melimpahkan anugerah yang indah berupa nikmat sehat wal'afiat serta keberkahan umur padamu bu..
Agar engkau selalu mendampingi hari-hariku dalam menggapai cita-citaku, Ibu dan Ayah
Agar engkau selalu menjadi motivator dan penyemangat dalam perjuangan ini.

Untuk Ayah..
Terima kasih telah menjadi pahlawan untukku, kakak dan keluarga kita
Maafkan atas segala khilaf yang juga pernah melukai hatimu
Semoga Allah memberikan tempat yang indah disisiNya untukmu
Semoga engkau dikumpulkan bersama para syuhada
Semoga do'a-do'a dari hati yang merindu ini tersampaikan, terkabulkan dan terukir indah dilangit-langit impian kita.

Terima kasih Ibu..
Terima kasih Ayah..
Terima kasih karena kalian telah menjadi orang tua yang hebat untuk putra putrimu, terutama untukku
Walau tak banyak prestasi yang aku persembahkan
Tetapi ketika aku mampu mengukir senyum bahagia diwajah kalian saja merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan untukku
"Nak, jadilah anak Ibu dan Ayah yang sederhana namun istimewa"
Pesan yang penuh makna dari sosok orang tua yang sempurna
Harapan, keinginan dan impian-impian indah kalian semoga bisa aku wujudkan.
Aamiin..

Inilah kalimat-kalimat yang mungkin kurang lengkap yang aku salin untuk menggambarkan sosok-sosok yang sangat sempurna
Sungguh, semua kemuliaan kalian tak mungkin cukup aku tuangkan dalam kata dan nada
Inilah sajak cinta dari seorang anak yang entah banyak membanggakan atau mungkin menyakitkan hati
Inilah ukiran cinta untukmu Ibu dan Abahku.

Ayu sayang kalian :* :') ({})

Kamis, 01 Mei 2014

Saya Bukan "Kurir"

Sebelumnya mohon maaf kepada para petinggi-petinggi di tempat saya bekerja (sukur-sukur kalo mereka baca, kalo ngga? Yaaa bersyukur banget -_-" )
Hmm terkadang saya tidak mengerti dengan hal-hal yang ada dalam pikiran kalian
Anda anda ini sudah dewasa (bisa dibilang tua lah), sudah punya banyak pengalaman, seharusnya tahu dan mengerti bagaimana "seharusnya" action kalian
Cobalah anda anda ini lebih komunikatif
Jangan seperti anak kecil
Sebagai bawahan, ketika saya disuruh bapak Manager (M) bilang A ke bapak General Manager (GM) ya saya harus bilang A, tapi ketika bapak GM tidak setuju lalu beliau bilang B pada saya, ya saya harus sampaikan B kepada bapak M
Saya seperti berada ditengah-tengah kalian
Seperti penyampai kata-kata dari kalian
Please pak.. Saya BUKAN KURIR
Saya pusing kalau seperti ini terus
Ini terjadi bukan untuk yang pertama kalinya
Ini sering sekali terjadi pada anda selaku para pemimpin disini
Lalu, saya harus mengacu pada keputusan siapa ini? Bapak GM atau M?
Apa salahnya jika kalian bertemu langsung alias face to face dan bicarakan apa yang harusnya dibahas
Kalau kalian yang berbicara kan lebih baik
Saya takut jika saya yang menyampaikan akan ada mis komunikasi pak
Tolong lah kalian berpikir dewasa
Pekerjaan saya dikantor banyak
Tugas dikampus juga banyak
Memangnya kalian tidak kasian sama saya??? -___-
Astaghfirullah..